Campursari Blitarian. Blog ini dibangun untuk berbagi ilmu, berita sekaligus ajang sambung rasa mengenai dunia musik campursari. Blog ini kami persembahkan kepada para pecinta musik campursari di seluruh dunia, untuk yang tua dan yang muda. Mari kita angkat nilai dan pamor musik campursari di mata dunia.

Sabtu, 12 April 2014

Seniman Galang Dana untuk Mantan Penyanyi Campursari Terpasung

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sebanyak 30 seniman campursari dari berbagai daerah, tampil menghibur masyarakat di Taman Flora, Bratang, Surabaya, Minggu (30/3/2014).
Mereka bernyanyi menghibur pengunjung, sambil menggalang dana untuk mantan penyanyi campursari di Ngawi, Dwi Purwaningsih (32), yang hidup terpasung karena menderita gangguang jiwa.
Para pengunjung Taman Flora, Bratang, terlihat terhibur dan menikmati penampilan seniman campursari itu.
Didukung Dinas Pariwisata Kota Surabaya dan UPTD Taman Flora, mereka tampil dengan formasi alat musik dan dandanan lengkap khas Campursari. Para penyanyi perempuan berkebaya dan para pemain musik tampil dengan tutup kepala udeng.
Acara dimulai pukul 08.30 WIB hingga pukul 12.00 WIB itu, secara bergantian penyanyi tampil. Lagu-lagu yang sudah tren, seperti Ngadam Sari, Langit Mendung Khutha Ngawi, Ngimpi, Sripat Sripit, membuat para penonton antusias ikut menyanyi dan bahkan berjoget.
Sedang lagu-lagu baru seperti, Oplosan, Nyidam Penthol, Pokoke Joged, Gadis Kalimantan, Jambu Alas, Cinta Tak Terpisahkan, dan Ojo Sujono, berhasil membuat para penonton ikut berinteraksi.
"Mas, mas, baleni neh Oplosane. Anakku pingin joget (Mas, mas ulangi lagi lagu Oplosan-nya, Anak saya ingin joget-red)," kata salah satu penonton.
MC acara, Mas Agus Bagong, kemudian meminta penyanyi dan pemain musik untuk mengulang. Dan pengunjung mulai dari anak-anak sampai orang dewasa pun ramai-ramai bergoyang.
Begitu juga para penyanyi lain yang menunggu giliran, mereka memilih untuk bergoyang. Seperti Devin Martha, Ika Setyawati, Novi Arista, Sholy Rifa'i, Margono, dan Bandono. "Ayo mas, ikut joget," kata Devin yang tampil dengan kebaya warna hitam kombinasi emas.
Di sela-sela acara, koordinator acara Mohammad Ikhsan, menjelaskan acara ini merupakan bentuk solidaritas untuk menggalang dana bagi sesama rekan penyanyi campursari yang kini hidup terpasung karena menderita gangguang jiwa di Ngawi.
"Kami kan bisanya menyanyi dan tampil, maka kami inginnya ngamen untuk menggalang dana ini," jelas Ikhsan. Tapi karena di taman-taman kota Surabaya tidak boleh ngamen, maka atas bantuan dari Dinas Pariwisata Kota Surabaya mereka diizinkan tampil di taman tapi akan dibayar. Dan bayarannya itu yang disumbangkan.
"Tapi ternyata teman-teman seniman Campursari banyak yang tampil dan memberi, atau istilahnya juga urunan untuk diberikan kepada Dwi ini," jelas warga Keputih ini.
Lebih lanjut Ikhsan menyebutkan bila mereka sebenarnya ingin tampil untuk ngamen dan memberikan hasilnya kepada korban meletusnya Gunung Kelud.
Tapi, setelah membaca berita di Harian Surya (Tribunnews Network) tanggal 10 Maret 2014, tentang Dwi Purwaningsih (32) dan kakaknya, Eko Prasetyo (37), yang hidup terpasung di Ngawi, membuat mereka berpikir untuk memberikan dananya kepada keluarga Dwi.
"Nanti setelah ini, kami ada perwakilan yang akan berangkat ke Ngawi. Semoga bermanfaat dan bisa menolong mereka mendapatkan kesembuhan," tandas Ikhsan.

Sumber: http://berita.plasa.msn.com/nasional/tribunnews/seniman-galang-dana-untuk-mantan-penyanyi-campursari-terpasung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar