Kolaborasi Campursari dan Jathilan Anak Sedot Perhatian Penonton

Wonosari, (sorotgunungkidul.com)--Kolaborasi antara musik campursari dan rampaknya gerak penari jatilan anak menyedot perhatian ratusan pasang mata penonton di Festival Kebudayaan yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan DIY di halaman Balai Desa Gari, Wonosari. Sayangnya, tidak satu pun pejabat baik dari Disbudpar Kabupaten Gunungkidul maupun DIY yang menghadiri acara tersebut.

Menurut Supardi, Ketua Panitia Penyelenggara acara ini, seluruh pembiayaan didanai melalui Danais (Dana Keistimewaan), “Kita kemarin mendapat kucuran dana sebesar Rp 25 juta, lalu digunakan untuk menyelenggarakan festival ini. Tadi pagi ada gejok lesung, lantas diteruskan campursari yang dikolaborasikan dengan jatilan anak putra dan putri. Lantas besok malam tahun baru juga ada ketoprak di Padukuhan Gari,” jelasnya.
Ditambahkan Supardi, Danais Rp 25 juta bukan hanya untuk penyelenggaraan Festival Kebudayaan, “Juga kita pergunakan untuk pengadaan seragam dan peralatan serta pelestarian budaya di desa kita,” katanya.
Sementara itu, menurut Dewan Pembina Budaya Desa Gari, Suharno SE, Festival Kebudayaan dilaksanakan dalam rangka memajukan potensi budaya di desa yang sudah mulai tergerus arus globalisasi kebuadayaan asing, “Dengan Festival Kebudayaan ini saya harapkan mampu memacu semangat dan kreatifitas serta kecintaan anak-anak terhadap budaya daerah. Jangan sampai nanti generasi muda lupa akan budayanya sendiri dan lebih tertarik budaya asing yang tidak cocok jika diterapkan oleh masyarakat kita,” tambahnya.


Sumber: http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-4311-kolaborasi-campursari-dan-jathilan-anak-sedot-perhatian-penonton.html